Tuesday, 10 March 2009

Hah????? Duit Beasiswanya Masuk ke Rekening yang Mana??????? (Part 3)

siang hari, aku pun mencoba kembali ke ruang jurusan. ternyata di sana masih sepi, sang sekretaris jurusan sedang beristirahat kata staf jurusan. aku pun kembali ke pusat bahasa, mencoba untuk kembali mendinginkan kepalaku.
...................... di jalan ke pusat bahasa ..............
Lha itu beliau...
dari kejauhan aku melihat bapak sekretaris jurusan tercinta sedang berjalan ke arahku, sepertinya mau kembali ke jurusan.
"Ya ampun Pak... kucari-cari dirimu, akhirnya bertemu juga di sini..."
"Gimana Bo? udah ketemu sama ibu pendidikan?"
"Belum Pak. Beliau ndak masuk hari ini karena sakit."
"Oooo ... terus gimana? aku udah nanya ke staf beliau tentang masalahmu?"
"Wah Pak, stafnya ndak berani ikut campur soalnya kata mereka yang tahu permasalahan seperti itu beliaunya."
"Gimana kalau kamu menghadap bapak WD 1 aja. Mungkin beliau bisa memberi solusi... soalnya jurusan juga belum bisa bertindak apa-apa kalau tidak ada keputusan dari fakultas."
"baiklah Pak."
akhirnya aku pun memutuskan untuk menemui WD 1 dengan harapan ada jalan tengah yang bisa diambil.
............................................ ruang WD 1 .................................................................
"permisi Pak, maaf mengganggu."
"ya Mbak, silahkan duduk. Ada yang bisa dibantu?"
Aku pun duduk dan menceritakan permasalahan yang sedang kuhadapi.
"Terus terang Pak. Saat ini saya harus membiayai perkuliahan saya sendiri dan tidak mungkin harus meminta orang tua. Jadi saya harus membayar uang kuliah saya sendiri."
"Waduh Mbak... jangan bawa-bawa urusan keluarga di sini. Yang pasti anda harus terdaftar terlebih dahulu, itu artinya anda harus membayar."
"Tapi Pak... bagaimana kalau selama mengurus permasalahan ini dan melacak ke mana uang tersebut masuk, saya bisa KRS dulu karena skripsi saya sudah hampir selesai."
"Ya tapi anda harus terdaftar dulu, itu artinya anda harus membayar."
"Berarti saya boleh membayar kapan saja sampai uang saya terkumpul sebanyak 2,1 juta dan KRS kapan aja."
"Ya tidak bisa begitu Mbak. Kan sudah terlambat."
"Tapi saya kan tidak tahu menahu persoalan ini sampai dengan saat saya harus membayar kemarin."
"Ya sudah Mbak urus saja ke pihak pemberi beasiswa. Mbak urus ke sana. Pokoknya diurus semuanya."
"Tapi boleh tidak saya mengurus KRS dulu Pak. Kata petugas akademik, saya sebenarnya bisa KRS dan pasti akan ketahuan belum membayar saat saya akan yudisium?"
"tidak bisa Mbak. Mbak harus membayar."
aku pun segera meminta ijin untuk keluar dari ruangan itu.
.................................................................................................................................
dengan langkah lunglai dan pikiran yang berkecamuk, aku pun melangkah menuju ruang gamelan... kebetulan ada asistensi hari ini.....
aku ndak habis pikir... aku kan tidak tahu bagaimana prosedurnya dan orang-orang yang terlibat dalam beasiswa ini... uangku cuma cukup untuk membayar semester ini saja, ditambah gaji asistensi yang ga' seberapa tetep aja ga' bisa buat bayar, masih kurang banyak banget. Kalau aku bilang ke Papiku, pasti beliau akan marah-marah dan protes melalui Kompas... atau malah beliau tidak percaya karena beliau yakin universitasku itu profesional dan humanis, maklum udah masuk ke dalam 100 universitas terbaik di dunia, apalagi fakultasku.... Tapi, yang terjadi padaku saat ini jauh di luar anggapan itu...
Pyuhhhh.... ga' tau harus gimana cari solusi permasalahan ini. Yang pasti aku tetep memegang teguh apa yang diucapkan dosen Italiaku
"Don't give up & don't pay till all it clear... Just ask the faculty for the best solution cuz u're in final year & ur thesis is almost done."
Ya, aku cuma bisa berpikir keras mencari penyelesaian masalah ini, seandainya aku bisa menempuh jalur hukum untuk mengurusnya, mungkin aku akan mengambil jalan itu...... tapi, aku cuma mahasiswa yang harus membiayai kehidupanku sendiri dengan gaji ga seberapa dan ga' bakal kuat bayar pengacara... aku cuma ingin lulus bulan depan & bisa berangkat awal tahun depan ke suatu tempat untuk studi lanjut, tapi sepertinya ga' bisa karena bahkan fakultas aja membuatku terhambat untuk menyelesaikan studi akhirku dengan tetap memaksaku untuk membayar padahal aku sudah memberi tahu kalau aku tidak ada uang sama sekali kecuali untuk membayar uang semesterku yang semester ini.................. nasib, nasib......................................
..................................................................................................................................
PS:
semua yang tertuang di sini adalah benar adanya. nama dan tempat kejadian telah disamarkan untuk menjaga nama baik yang bersangkutan.
(Red: Heran Bo... mau2nya kamu masih ngejaga nama baik ama orang-orang yang bahkan untuk mencari solusi permasalahanmu pun nggak mau.)

Monday, 9 March 2009

Hah????? Duit Beasiswanya Masuk ke Rekening yang Mana??????? (Part 2)

holiday is end... dengan penuh percaya diri aku pun masuk kampus dengan membawa selembar, eh salah, berlembar-lembar barang bukti yg membuktikan kalo aku emang dapet beasiswa... dengan langkah tenang bak seorang olahragawan (Red. huekssssssss) aku pun menuju ruang akademik fakultas
......................... ruang akademik ......................
krrrrrrrrrrtttttttttttttttttttt ... (red. Si Bo sedang membuka pintu perlahan-lahan dengan tampang innocentnya)
"Ada apa Mbak?" staf akademik yang duduk tepat di depan pintu bertanya.
"Maaf Bu, bisa saya bertemu dengan Bu Anu?"
"Wah Mbak, ibu Anu tidak masuk hari ini, lagi gerah!"
(red. gerah=sakit)
Ya Tuhannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn .... aku pun keluar dengan badan yang lunglai lemes mendengar jawaban ibu depan pintu yang terdengar sangat merdu namun menyesakkan hati.......
aku pun melangkahkan kaki ke ruang jurusan, berharap mendapatkan secercah cahaya yang dapat menolongku .....
............................ ruang jurusan ..................
sepi
......................................................................................................................................
akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke pusat studi bahasa untuk mendinginkan kepala sambil sekalian numpang minum & hot spot-an di sana ....
......................................... pusat studi bahasa ...................
"Hi Bo'... how r u?" Lisa, anak manusia yang berasal dari benua sebelah menyapaku ketika aku melangkah masuk.
"mmmm ... not so good ... mmm pretend to be good" dengan bahasa inggris yang belepotan karena emang ga bisa speak in english.
akhirnya aku pun duduk diapit oleh piano dan tembok dingin, menulis di blog tentang semua kemalanganku hari ini.
aku pun berangan-angan ...
................................. angan-angan ........................
"Ya sudah Mbak, karena urusan ini pasti akan lama dan karena ini adalah kesalahan akademik, Mbak boleh mengurus KRS terlebih dulu... kita akan mengurus tentang keberadaan uang beasiswa Mbak."
tapiiiii ... itu pasti ga' akan terjadi, meskipun itu terjadi, pasti itu adalah sebuah keajaiban. karena aku hanyalah mahasiswa yang selalu menjadi pihak yang disalahkan. Pyuhhhhhhhhhhh ... skripsi udah hampir jadi, eh malah pihak kampus sendiri yang mempersulit. telingaku udah bosen ngedengerin pertanyaan setiap hari baik dari para staf or dosen tentang kapan aku lulus. tapi giliran aku terkendala karena kesalahan akademik, mereka tetep ga' mau tahu dan ga' kasih solusi sama sekali, minimal aku boleh KRS-an dulu. Aku ingin lulus bulan depan, tapi kalo kayak gini............ aku ga tau gimana mekanisme akademik di kampusku yang nota bene adalah salah satu univ terbaik di negeri ini ... kok urusan beasiswa aja bisa kacau balau ya??????? ......
......................................................................................................................................
Red. "Si Bo pun tetap duduk diam membisu di sudut ruangan, membisu seperti tembok dan piano yang mengapitnya. Entah apa yang harus diucapkan ketika melihat kondisi Bo saat ini. Mungkin di luar sana juga banyak mahasiswa yang bernasib sama seperti Bo..... tapi mau bagaimana lagi....."

Sunday, 8 March 2009

Hah??? Duit beasiswanya masuk ke rekening yg mana????? (part 1)

"Total tagihan uang semester dua koma satu juta Mbak. Rekap dengan semester kemarin"
Apaa?????????????? Kata2 mbak teller bank yang cantik di bagian SPP membuatku terkejut bagaikan tersambar petir di siang bolong............
"Saya kan dapat beasiswa semester kemarin??? Bahkan semester sekarang aja, saya masih bingung apa beasiswa saya udah dicabut or belum... Ga' da pemberitahuan sama sekali."
hati kecilku mencoba untuk menenangkanku..
"sabar Bo.. mungkin mata mbaknya siwer kaleee... atau salah baca"
"Maaf Mbak, tapi ini benar, silahkan Mbak check sendiri."
Oh Tuhan, ternyata benar.....
apa yang harus aku laku'in ya??? minta duit ayahku ga' mungkin cuz dia tau bener seluk beluk tentang mahasiswa dan beasiswanya, mmmm, mungkin aku harus mengurusnya ke bagian akademik, tapi tanya ke siapa??? yang ada pasti aku dimarah2in kayak biasanya dengan alasan nambahin kerjaan mereka, tapi... coba dulu deh.......
............................. di ruang akademik fakultas ............................
"wah Mbak, diurus sendiri ya ke pusat, di sini masih sibuk."
Tuh kan bener!!!!! apayang kuperkirakan terjadi juga....... MMMM ... suerrrrrrrrr deh, meskipun kata orang aku baik hati dan sombong (red. harap maklum karena Si Bo cuma manusia biasa), tetep aja aq pengen nglempar sesuatu *yg pasti benda tumpul dan keras* ke bagian akademik.... Huhhhh!!! sibuk apanya? Lha wong malah pada ngrumpi lewat YM gtu kok sibuk..... ya ampunnnnnnnnnn...... kenapa mereka ga bilang aja kalo mereka takut dimarahi pusat............
........................... di pojok kampus ...................................
"Kenapa Bo.... manyun gitu?"
tiba2 makhluk2 gila itu mengelilingiku.
"Bingung aku... ndak tau harus gimana ... mo lapor papiku, ntar bisa habis kampus ini diblacklist di kompas, dibongkar semua kecurangan soal pemberian beasiswa........"
"walah2, emange ana apa Bo? kok sampe masuk kompas segala?"
"lha wong tiba-tiba aku harus bayar 2,1 juta padahal ga da surat pembatalan beasiswa yang aku terima dari pihak pemberi beasiswaku.... gila ndak tuh!!!!!"
"Trus, kamu mo bayar pake apa????"
"kalo bisa pake daun ya aku milih pake daun.... uangku cuman sisa sembilan ratus ribu.... itupun sebenernya mo aq pake nyelesaikan skripsiku semester ini...... Gimana mo lulus coba!!!!!"
tanpa terasa aku pun mulai menitikkan air mata.... Ya ampun, duit hasil banting tulangku selama setahun ini ga' bisa bayar uang kuliahku..... minta papiku juga ga bisa karena aku ga ada bukti surat pembatalan beasiswa dari yayasan yang bersangkutan ...... huaaaaaaaaaaaaaaaaaa .................. beasiswa oh beasiswa ... deritanya tiada akhir ... (red. Lho Kok???? bukannya seharusnya "cinta ... oh cinta ... deritanya tiada akhir" .... *bingung*)
"Hah??? trus Duit beasiswanya masuk ke rekening yg mana?????" .....
aku pun ga tau harus menjawab apa ..............

Monday, 2 March 2009

Believe It or Not! I Must Spell Mantra before Print It or It Get Failed! ... Scary!

Sudah tiga hari ini aku berjibaku dengan skripsiku sampai-sampai aku menjauhkan diriku dari facebook.... Tau ga sih??? aku sedang sibuk mengutak-atik printku yang tiba-tiba jadi aneh saat aku harus ngeprint mikrofilm naskah yang aku pakai untuk skripsiku. Aku bingung karena tiba-tiba aja printku jadi aneh... karena di bagian-bagian tertentu ga keluar print2annya di kertas. Yang buat aku tambah bingung tiap ngeprint bagian-bagian tertentu itu, printku bergetar dengan hebatnya seakan-akan susah banget untuk nyetaknya....
Melihat aku yang tampak sangat pusing, papiku pun ikut-ikutan bingung dan ikut-ikutan bertanya,
"Bo,... kamu kenapa??? dari tadi kok ngutak-ngutik print...."
"Ini lho Pa, printnya ga mo nyetak halaman 20....."
"Ooooo... mungkin habis tintanya... Sini, Papi isi dulu."
Setelah tinta print diisi penuh, tetap aja tidak bisa. Papiku pun ikutan bingung sampai tiba-tiba dia bertanya,
"Kamu ngeprint apa ta Bo?"
sambil cengar-cengir akupun menjawab,
"Naskah skripsiku"
"Ya ampun Bo.... mbok ya ngomong ta kalo itu naskah skripsimu."
"emang kenapa Pa?"
"Harus baca doa dan mantra yang ada di dalamnya dulu sebelum ngeprint or transliterasi.'
"emang iya ya Pi?? Ah Papi ni, nakut-nakutin aja... Isinya kan cuman mantra dan rajah jawa abad pertengahan...."
"Lha karena itu, makanya harus baca doa dulu!"
Suerrrrr ... aku merinding denger kata2 papiku barusan. tiba-tiba aja aku inget kalo misalnya pas mengerjakan transliterasi aku sempet bingung karena ada huruf yang ga' terbaca... hiiiiii.
Akhirnya Papiku pun mengambil alih tugas ngeprint.... didahului dengan basmalah, beliau pun mulai mengeprint... halaman 20 yang tadinya tidak tercetak tiba-tiba tercetak namun dengan gradasi warna orange kemerahan... Papiku pun bertanya
"Ada nama dewa siapa yang disebutkan dalam lempir ini Bo?"
aku pun membaca transliterasiku dan terdiam menahan nafas...
"eeeeee ... dewa Siwa, Brahma, sama Wisnu....."
Papiku pun mengangguk-angguk dan tersenyum...
Akhirnya selama tiga malam aku dan Papiku berjibaku dalam mengeprint manuskrip itu, karena aku bukanlah orang yang taat beragama dan sabar, jadi papiku yang print dan membaca doa tiap mulai ngeprint sedangkan aku membaca mantra yang terdapat dalam transliterasiku. Believe it or not.... warna yang muncul di setiap bagian lempir yang diprint berbeda-beda tergantung pada dewa apa yang disebutkan dalam naskah itu.
Catatan Si Bo:
naskah yang dipakai Bo adalah naskah Merapi-Merbabu yang diperkirakan ditulis di antara lereng Merapi-Merbabu, menggunakan bahasa Jawa Pertengahan dengan aksara Buda dan dibuat sekitar abad 15 - 17, isi dari naskah ini adalah mantra dan rajah dewa-dewa yang ada dalam anatomi tubuh manusia.