siang hari, aku pun mencoba kembali ke ruang jurusan. ternyata di sana masih sepi, sang sekretaris jurusan sedang beristirahat kata staf jurusan. aku pun kembali ke pusat bahasa, mencoba untuk kembali mendinginkan kepalaku.
...................... di jalan ke pusat bahasa ..............
Lha itu beliau...
dari kejauhan aku melihat bapak sekretaris jurusan tercinta sedang berjalan ke arahku, sepertinya mau kembali ke jurusan.
"Ya ampun Pak... kucari-cari dirimu, akhirnya bertemu juga di sini..."
"Gimana Bo? udah ketemu sama ibu pendidikan?"
"Belum Pak. Beliau ndak masuk hari ini karena sakit."
"Oooo ... terus gimana? aku udah nanya ke staf beliau tentang masalahmu?"
"Wah Pak, stafnya ndak berani ikut campur soalnya kata mereka yang tahu permasalahan seperti itu beliaunya."
"Gimana kalau kamu menghadap bapak WD 1 aja. Mungkin beliau bisa memberi solusi... soalnya jurusan juga belum bisa bertindak apa-apa kalau tidak ada keputusan dari fakultas."
"baiklah Pak."
akhirnya aku pun memutuskan untuk menemui WD 1 dengan harapan ada jalan tengah yang bisa diambil.
............................................ ruang WD 1 .................................................................
"permisi Pak, maaf mengganggu."
"ya Mbak, silahkan duduk. Ada yang bisa dibantu?"
Aku pun duduk dan menceritakan permasalahan yang sedang kuhadapi.
"Terus terang Pak. Saat ini saya harus membiayai perkuliahan saya sendiri dan tidak mungkin harus meminta orang tua. Jadi saya harus membayar uang kuliah saya sendiri."
"Waduh Mbak... jangan bawa-bawa urusan keluarga di sini. Yang pasti anda harus terdaftar terlebih dahulu, itu artinya anda harus membayar."
"Tapi Pak... bagaimana kalau selama mengurus permasalahan ini dan melacak ke mana uang tersebut masuk, saya bisa KRS dulu karena skripsi saya sudah hampir selesai."
"Ya tapi anda harus terdaftar dulu, itu artinya anda harus membayar."
"Berarti saya boleh membayar kapan saja sampai uang saya terkumpul sebanyak 2,1 juta dan KRS kapan aja."
"Ya tidak bisa begitu Mbak. Kan sudah terlambat."
"Ya tidak bisa begitu Mbak. Kan sudah terlambat."
"Tapi saya kan tidak tahu menahu persoalan ini sampai dengan saat saya harus membayar kemarin."
"Ya sudah Mbak urus saja ke pihak pemberi beasiswa. Mbak urus ke sana. Pokoknya diurus semuanya."
"Tapi boleh tidak saya mengurus KRS dulu Pak. Kata petugas akademik, saya sebenarnya bisa KRS dan pasti akan ketahuan belum membayar saat saya akan yudisium?"
"tidak bisa Mbak. Mbak harus membayar."
"tidak bisa Mbak. Mbak harus membayar."
aku pun segera meminta ijin untuk keluar dari ruangan itu.
.................................................................................................................................
dengan langkah lunglai dan pikiran yang berkecamuk, aku pun melangkah menuju ruang gamelan... kebetulan ada asistensi hari ini.....
aku ndak habis pikir... aku kan tidak tahu bagaimana prosedurnya dan orang-orang yang terlibat dalam beasiswa ini... uangku cuma cukup untuk membayar semester ini saja, ditambah gaji asistensi yang ga' seberapa tetep aja ga' bisa buat bayar, masih kurang banyak banget. Kalau aku bilang ke Papiku, pasti beliau akan marah-marah dan protes melalui Kompas... atau malah beliau tidak percaya karena beliau yakin universitasku itu profesional dan humanis, maklum udah masuk ke dalam 100 universitas terbaik di dunia, apalagi fakultasku.... Tapi, yang terjadi padaku saat ini jauh di luar anggapan itu...
Pyuhhhh.... ga' tau harus gimana cari solusi permasalahan ini. Yang pasti aku tetep memegang teguh apa yang diucapkan dosen Italiaku
"Don't give up & don't pay till all it clear... Just ask the faculty for the best solution cuz u're in final year & ur thesis is almost done."
Ya, aku cuma bisa berpikir keras mencari penyelesaian masalah ini, seandainya aku bisa menempuh jalur hukum untuk mengurusnya, mungkin aku akan mengambil jalan itu...... tapi, aku cuma mahasiswa yang harus membiayai kehidupanku sendiri dengan gaji ga seberapa dan ga' bakal kuat bayar pengacara... aku cuma ingin lulus bulan depan & bisa berangkat awal tahun depan ke suatu tempat untuk studi lanjut, tapi sepertinya ga' bisa karena bahkan fakultas aja membuatku terhambat untuk menyelesaikan studi akhirku dengan tetap memaksaku untuk membayar padahal aku sudah memberi tahu kalau aku tidak ada uang sama sekali kecuali untuk membayar uang semesterku yang semester ini.................. nasib, nasib......................................
..................................................................................................................................
PS:
semua yang tertuang di sini adalah benar adanya. nama dan tempat kejadian telah disamarkan untuk menjaga nama baik yang bersangkutan.
(Red: Heran Bo... mau2nya kamu masih ngejaga nama baik ama orang-orang yang bahkan untuk mencari solusi permasalahanmu pun nggak mau.)
No comments:
Post a Comment